New Search

Sabtu, 02 Juli 2011


3.1. Gearbox. 
Dalam setiap unit kendaraan memiliki system pemindah tenaga yaitu Gearbox yang berfungsi untuk menyalurkan tenaga atau daya mesin ke roda, sehingga unit tersebut dapat bergerak dan berpindah dari tempat satu ke tempat lainya.
3.2. Pengertian Gearbox (transmisi).
Gearbox merupakan suatu alat khusus yang diperlukan untuk menyesuaikan daya atau torque (momen/daya) dari mesin yang berputar, dan Gearbox juga adalah alat pengubah daya dari mesin yang berputar menjadi tenaga yang lebih besar.
3.3. Fungsi Gearbox.
Gearbox atau transmisi adalah salah satu komponen utama motor yang di sebut sebagai system pemindah tenaga, transmisi berfungsi untuk memindahkan dan mengubah tenaga dari engine yang berputar, dan meneruskan ke roda belakang dengan hubungan Propeler Shaft (poros propeller), dan dihubungkan ke Differential untuk diteruskan ke roda. Transmisi juga berfungsi untuk mengatur kecepatan gerak dan torque serta berbalik putaran, sehingga dapat bergerak maju dan mundur.
Transmisi manual atau lebih dikenal dengan sebutan Gearbox, mempunyai beberapa fungsi antara lain :
ü  Merubah momen puntir yang akan diteruskan ke roda.
ü  Menyediakan rasio gigi yang sesuai dengan beban mesin.
ü  Merubah arah putaran output sehingga kendaraan dapat bergerak mundur.
ü  Memudahkan pengemudi dalam pemindahkan gigi.
ü  Bekerja dengan lembut dan tidak berisik.
3.4. Prinsip Kerja Gearbox GR900.
Putaran dari engine di teruskan ke in-putshaft (poros in-put) melalui hubungan antara clutch kopling, kemudian putaran di teruskan ke mainshaft (poros primer), torque (torsi/momen) yang ada di mainshaft di teruskan ke layshaft (poros sekunder) dengan hubungan antara gigi-gigi yang ada di mainshaft  dan layshaft, karena adanya perbedaan rasio dan bentuk dari gigi-gigi tersebut sehingga kecepatan dan torque yang di keluarkan berbeda, tergantung dari kecepatan atau speed yang di inginkan





3.5. Gambar dan komponen utama Gearbox GR 900 (structure gearbox)




Gambar.3.1. Struktur gearbox
 


3.5.1. Inputshaft (poros in-put).
Inputshaft adalah komponen yang menerima moment output dari unit kopling, poros input juga befungsi untuk meneruskan putaran dari clutch kopling ke mainsahft (poros primer), sehingga putaran bisa di teruskan ke gear-gear, dan inputshaft juga sebagai poros dudukan dari pada bearing dan piston ring, selain itu berfungsi juga sebagai saluran oli untuk melumasi bagian dari pada inputshaft tersebut.


Gambar.3.2. In-put shaft




3.5.2. Gearshift housing (rumah lever pemindah kecepatan).
Gearshift housing adalah housing dari pada lever pemindah gigi yang berfungsi untuk mengatur ketepatan perpindahan gigi, apabila gigi sudah di pindahkan maka lever akan terkunci sehingga lever tidak bisa berpindah sendiri pada saat unit sedang bekerja.



Gambar.3.3. Gearshift housing (rumah lever pemindah kecepatan)
 



3.5.3. Mainshaft (poros primer).
Mainshaft yang berfungsi sebagai tempat dudukan dari pada gear, sinchromest, bearing dan komponen-komponen lainnya, dan mainshaft juga berfungsi sebagai poros penerus putaran dari inputshaft sehingga putaran dapat di teruskan ke layshaft, mainshaft juga berfungsi sebagai saluran tempat jalannya oli.
Gambar.3.4. Mainshaft (poros primer)





3.5.4. Planetary gear section (Unit gigi planetari).
Planetary adalah alat pengubah kecepatan di suatu range tertentu dimana kecepatan dapat di rubah sesuai dengan keinginan pengemudi, atau dengan kata lain planetary juga berfungsi untuk mengkonversi dari speed menjadi torque, torque menjadi speed dan dapat pula mengubah arah putaran.
Gambar.3.5. Planetary (unit gigi planetari)






3.5.4. Layshaft (poros sekunder).
Layshaft adalah poros sekunder yang berfungsi untuk menereruskan putaran dari mainshaft, layshaft juga berfungsi sebagai poros dudukan dari gear-gear dan bearing.




Gambar.3.6. Layshaft (poros sekunder)
 


3.6. Komponen-komponen Gearbox GR900
3.6.1. Reverse gear ass y (komponen gigi mundur).
Reverse gear assy adalah gear set yang berfungsi sebagai gigi mundur, apabila lever dipindahkan ke posisi gigi mundur maka gigi yang ada di mainshaft akan berhubungan dengan reverse gear (gigi mundur) sehingga putaran dan torque dari mainshaft di ubah oleh reverse gear, maka putaran yang di keluarkan oleh out-put shaft (poros out) berbalik sehingga unit dapat bergerak mundur tanpa harus putaran mesin di rubah.


Gambar.3.7. Reverse gear
 





3.6.2. Oil pump assy (pompa oli).
Oil pump berfungsi untuk memompa dan memindahkan  oli dari transmisi case (rumah transmisi)  menuju ke system untuk dilakukan pelumasan terhadap komponen-komponen yang ada di dalam transmisi secara menyeluruh.


Gambar.3.8. Oil Pump assy
 
3.6.3. Sleave.
Sleave adalah komponen yang berfungsi sebagai tempat dudukan dari release bearing.

Gambar.3.9. Sleave



3.6.4. Selector housing.
Gear selector housing berfungsi sebagai alat penghubung antara lever shift dan sinchromesh, apabila lever di pindahkan maka selector akan bergerak mendorong sinchromesh sehingga antara gear mainshaft dan gear yang ada pada layshaft terhubung sehingga putaran dapat di teruskan ke out-put shaft.



Gambar.3.10.Selector housing
 


3.6.5. Synchromesh.
Synchromesh berfungsi untuk membantu perpindahan gigi agar lebih halus pada saat gigi di pindahkan. Synchroniser/synchro-mesh, juga sebagai perlengkapan yang memungkinkan pemindahan kecepatan pada kondisi putaran yang tinggi.

Gambar.3.11. Synchromesh




3.6.6. Clucth housing.
Clutch housing adalah rumah dari clucth kopling yang berfungsi sebagai pelindung clutch kopling, clutch housing juga berfungsi sebagai tempat dudukan dari pada sleave, oil pump, sleave silinder dan in-put shaft.

Gambar.3.12. Clucth housing




3.6.7. Transmission gear/roda gigi transmisi.
Transmission gear atau roda  gigi transmisi berfungsi Untuk mengubah input dari mesin menjadi out-put gaya torsi yang meninggalkan transmisi sesuai dengan kebutuhan kendaraan.

Gambar.3.13. Gear




3.6.8. Bearing.
Bearing berfungsi untuk menjaga kerenggangan dari pada shaft (poros), agar pada saat unit mulai bekerja komponen yang ada di dalam transmisi tidak terjadi kejutan, sehingga transmisi bisa bekerja dengan smoot (halus).

Bearing
Gambar.3.14. Bearing
 





3.6.9. Piston ring (ring penyekat oli).
Piston ring berfungsi sebagai penyekat agar tidak terjadi kebocoran pada sytem pelumasan, piston ring juga berfungsi sebagai pengencang in-put shaft agar in-put shaft tidak rengang yang terlalu parah  pada saat unit berjalan.   
Piston ring
Gambar.3.15.Piston Ring





3.6.10. Sun gear (gigi matahari).
Sun gear berfungsi untuk meneruskan putaran ke planetary gear section, Sun gear berhubungan langsung dengan gear yang ada pada unit planetary yang berfungsi sebagai penerus putaran, momen dari transmisi.


Gambar.3.16.Sun Gear
 



3.6.11. Oil filter (filter oli).
Oil filter adalah komponen yang berfungsi untuk menyaring oli dari kotoran, kenapa oli harus di saring, karena apabila oli yang bersirkulasi di dalam system pelumasan transmisi tidak disaring maka komponen transmisi akan cepat aus, karena terjadi gesekan antara komponen sehingga menimbulkan geram-geram, sehingga oli yang masuk ke system harus di saring dulu agar unit transmisi tetap baik.
Gambar.3.17. Oil filter





3.6.12. Oil pipe (pipa oli).
Oil pipe adalah pipa oli tipe batang, yang berfungsi sebagai saluran oli untuk menyalurkan oli dari transmisi case ke planetary gear section untuk dilakukan pelumasan terhadap unit planetary.


Gambar.3.18. Oil pipe
 
3.6.13. Yoke/fork (garpu).
     Yoke atau garpu  adalah komponen yang berfungsi untuk menendang dan menarik release bearing pada saat ada preassure/tekanan dari silinder sleave.



Gambar.3.19. Yoke/fork (garpu)
 
3.6.14. Release bearing.
     Release bearing berfungsi sebagai tempat dudukan clutch kopling dan juga berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan hubungan clutch kopling dengan fly wheel.
Gambar.3.20. Release bearing






3.6.15. Preassure reduction valve .
     Preassure reduction valve adalah komponen yang berfungsi untuk mereduksi tekanan/preassure oli, di saat preassure berlebihan.
Preassure valve
Strainer
Gambar.3.21. Preassure Valve
& strainer










3.6.16. Strainer (filter kasar).
     Strainer adalah filter kasar atau filter 1, yang berfungsi untuk menyaring oli yang ada di oil pan (bak oli) sebelum ilo di sirkulasikan ke sytem untuk di lakukan pelumasan pada bagian gearbox yang bergerak.
BAB 4
PEMBAHASAN
PERAWATAN GEARBOX GR900
1. Tujuan maintenance (perawatan).
Secara umum, perawatan dapat didefinisikan sebagai usaha tindakan–tindakan reparasi yang dilakukan untuk menjaga agar kondisi dan performance dari sebuah mesin/unit selalu seperti kondisi dan performance dari mesin/unit tersebut waktu masih baru, tetapi dengan biaya perawatan yang serendah–rendahnya.
Untuk menjaga agar kondisi dan performance dari mesin tidak menurun adalah usaha–usaha teknis, sedang menekan biaya perawatan sampai serendah mungkin menyangkut soal–soal management. Sebagai alat. alat–alat besar harus diperlakukan sebagai layaknya sebuah alat produksi, yaitu agar selalu ada dalam kondisi yang prima dan dapat bekerja secara terus menerus dengan down time yang seminimum mungkin.
Hal–hal tersebut dapat dicapai dengan perawatan atau pemeliharaan yang baik. Perawatan yang dinilai baik adalah perawatan  yang menghasilkan down time yang seminimum mungkin tetapi tentu saja dengan biaya perawatan yang serendah mungkin.
Dengan demikian perawatan / maintenace dapat diartikan secara definitive adalah: Suatu kegiatan service untuk mecegah timbulnya keausan tidak normal ( kerusakaan ) sehingga umur alat dapat mencapai atau sesuai umur yang direkomendasikan oleh pabrik.

Kegiatan service meliputi pekerjaan berupa :
ü  Pengontrolan
ü  Penggantian
ü  Penyetelan
ü  Perbaikan
ü  Pengetesan
mainetanace diadakan bertujuan untuk :
1.      Agar suatu alat selalu dalam keadaan siaga siap pakai (High availability = berdaya guna physic yang tinggi).
2.      Agar suatu alat selalu dengan kemampuan prima, berdaya guna mekanis yang paling baik (Best Performance).
3.      Agar biaya perbaikan alat menjadi lebih hemat (Reduce repair cost)
2. Jenis-jenis maintenance.
A.    Preventive Maintenance.
Perawatan yang dilakukan dengan tujuan untuk mencegah / memindahkan  kemungkinan munculnya gangguan / kerusakan pada machine/unit. Preventive Maintenance dilakukan tanpa perlu menunggu adanya tanda–tanda kerusakan atau rusak Untuk demikian ini, preventive maintenance dibagi atas tiga model maintenance :
1.      Periodic Maintenance (perawatan berkala)
2.      Schedule Overhaul
3.      Condition Base Maintenance
1)      Periodic maintenance
Periodic maintenance adalah pelaksanaan service yang harus dilakukan setelah peralatan bekerja untuk jumlah jam operasi tertentu. Jumlah jam kerja ini adalah sesuai dengan jumlah yang ditunjukan oleh pencatat jam operasi ( service meter ) yang ada pada alat tersebut.
Untuk melaksanakan periodic maintenance ini, meliputi :
ü  Periodic inspection (pemeriksaan berkala)
Pemeriksaan atau inspeksi harian sebelum unit dioperasikan dan pemeriksaan mingguan, hal ini untuk mengetahui kedaan machine/unit apakah aman untuk dioperasikan. Dalam melaksanakan periodic inspection terutama dalam pelaksanaan perawatan harian ( daily maintenance ), bisa menggunakan beberapa alat bantu, antara lain :
Ø  Check sheet :  Suatu form ( daftar ) yang dipergunakan untuk mencatat hasil operasi dari tiap–tiap machine dalam satu hari operasi
Ø  Daily check : Suatu form ( daftar ) seperti halnya check sheet, perbedaannya hanya pada ukurannya yaitu pocket size sehinggga operator atau service-man akan dengan mudah mencatatnya.

ü  Periodic service
Perawatan machine / unit yang teratur adalah sangat penting demi menjamin pengoperasian yang bebas dari kerusakan dan memperpanjang umur unit.Waktu dan uang yang dikeluarkan untuk melaksanakan periodic service ( perawatan berkala ) akan dikompensasi dengan secukupnya dengan memperpanjang umur unit dan berkurangnya ongkos operasi unit. Semua angka yang menunjukkan jumlah jam kerja pada keterangan yang tertera pada check sheet adalah didasarkan pada angka–angka yang dilihat pada service meter. Tetapi dalam praktek sangat dianjurkan pelaksanaan perawatan lebih memudahkan dan meyenangkan. Pada Lapangan pekerjaan berat atau kondisi operasi yang berarti, maka perlu mempersingkat jadwal waktu perawatan yang ditentukan pada buku petunjuk. Jadi Periodic service adalah suatu usaha untuk mencegah timbulnya kerusakan yang dilakukan secara continue/berkelanjutan dengan interval pelaksanaan yang telah tertentu berdasarkan hour meter ( HM ).
Dalam pelaksanaan lihat bagan berikut :
Tabel.4.1. pelaksanaan periodic service

Untuk PS 250 yang pertama bila machine masih baru maka perlu di perlakukan secara khusus. Dalam hal ini ada beberapa item yang mesti diganti walaupun usia pakainya belum selesai. Dengan melakukan hal ini berarti biaya yang di keluarkan memang lebih besar di awal kepemilikan alat (baru total overhaul). Penjelasannya adalah sebagai berikut :
Setelah mesin telah di stel dan di-set dengan hati-hati sekali sebelum dikapalkan. Tetapi, walau demikian suatu mesin yang baru membutuhkan pengoperasian yang hati - hati pada 100 jam pertama, hal ini untuk mendudukkan bagian-bagian yang bergerak dari mesin. Mesin baru harus dioperasikan dengan hati-hati, terutama mengenai hal-hal berikut ini.
v  Setelah start, hidupkanlah engine kira-kira 5 menit pada putaran rendah untuk memanaskannya sebelum beroperasi yang sesungguhnya.
v  Hindari menjalankan engine dengan putaran engine yang tinggi.
v  Hindari menjalankan atau menambah kecepatan mesin secara tiba-tiba, mengerem dengan tiba-tiba serta membelok dengan tajam jika tidak diperlukan.
v  Pada pengoperasian 250 jam kerja pertama, oli dan elemen saringannya harus diganti seluruhnya dengan oil dan elemen saringan yang baru dan asli.
v  Ingatlah selalu untuk melakukan perawatan dan pemeriksaan berkala seperti yang ditunjukan pada buku petunjuk
v  Ingatlah selalu untuk mempergunakan baban bakar dan minyak pelumas yang dianjurkan oleh pabrik.





Diagram.4.1. Kurva pelaksanaan perawatan
 


Selama periode indreyen, perlu perhatian lebih khusus.Agar pada periode B dapat diperpanjang, perawatan pada periode B perlu diperhatikan agar kenaikan biaya periode C menjadi rendah. Secara keseluruhan apa yang dilakukan pada periodik service dapat dilihat pada buku OMM ( Operation & Maintenance Manual ).

2)      Schedule overhaul.
Jenis perawatan yang dilakukan dengan interval tertentu sesuai dengan standard overhaul di lakukan yang telah ditemukan terhadap masing-masing komponen yang ada. Schedule overhaul dilaksanakan untuk merekondisi machine atau komponen agar kembali ke kondisi standard sesuai dengan Standard Factory (standar pabrik). Interval waktu yang telah di tentukan dipengaruhi oleh kondisi yang beraneka ragam seperti kondisi medan operasi, periodic service, skill operator dan sebagainya.
Contoh beberapa life-time komponen :





Tabel.4.2. Tabel life-time komponen
 



Overhaul di laksanakan secara terjadwal tanpa menunggu machine / unit tersebut rusak Dalam pelaksanaannya kadang kala terjadi sesuatu yang merubah jadwal/schedule.
Macam - macam overhaul :
·         Engine overhaul
·         Transmission overhaul
·         Final drive overhaul
·         General overhaul. Dan sebagainya.



3)      Condition Base Maintenance
Jenis perawatan yang bertujuan untuk mengembalikan kondisi unit seperti semula ( standard ),dengan cara melakukan pekerjaan service Seperti: PPM, PPU yang hasil pengukurannya disesuaikan dengan standard yang terbaru ( service news dan modification program ).
PROGRAM PEMERIKSAAN MESIN


Tabel.4.3. Program Pemeriksaan Mesin (PPM)
 


Program Pemeriksaan Mesin secara mendetail tersedia oleh United Tractors Group dan merupakan bagian dari program Total Service.Tujuan dari pemeriksaan mesin secara teratur dan terencana adalah untuk mendapatkan data yang akurat atas kondisi unit. Caranya dengan memakai Metode Pengukuran dan Instrument Diagnostik. Berdasarkan data yang didapat, rekomendasi yang diperlukan dapat diberikan untuk memperbaiki keadaan mesin menuju kondisi operasi yang optimum Data yang telah terkumpul kemudian dimasukkan dalam Sistem Manajemen Mesin untuk mencatat umur pernakaian mesin, biaya perbaikan dan membantu jadwal penggantian mesin, dan sebagai historical dari mesin.
·      Pemeriksaan.
ü  Terhadap motor penggerak (engine) dan tenaga bergerak (driveline) yang lengkap.
ü  Sistem Hydraulics
ü  Sistem pengontrol elektronilk dan sistem listrik
ü  Pemeriksaan track (rantai roda)
ü  Kerangka Mesin (chassis frame), Boom Arm, dan Bucket
·         Penyetelan dan penyesuaian.
Selama pemeriksaan mesin, dilakukan penyetelan dan penyesuaian yang perlu untuk meningkatkan penampilan sistem mesinnya agar lebih sempurna.

·         Analisa.
Seluruh data dan hasil penyetelan tadi kemudian dibuatkan analisanya dan dilaporkan kepada pemilik Unit, dalam bentuk:
ü  Laporan kondisi mesin
ü  Laporan pemeriksaan undercarriage
ü  Laporan Chasis Frame, Boom, Arm, Bucket
ü  Memeberikan daftar suku cadang yang direkomendasikan atau diperlukan untuk meningkatkan kondisi unit yang siap pakai.
Semua pemeriksaan dan penyetelan dilakukan oleh tenaga ahli mesin yang telah berpengalaman dan mendapatkan latihan khusus untuk program ini. Data yang didapat disimpan dalam Bank Data UT dan dianalisa oleh tenaga ahli di pabrik dan didukung oleh pans ahli di lapangan.
B.     Corrective Maintenance.
Perawatan yang dilakukan untuk mengembalikan machine ke kondisi standard bisa berupa repair atau penyetelan berbeda dengan preventive maintenance yang pelaksanaannya teratur tanpa menunggu adanya kerusakan, pada corrective maintenance justru perbaikan dilakukan setelah komponen / machine tersebut telah menunjukan adanya gejala kerusakan atau rusak sama sekali.
Corrective maintenance di bagi 2 macam yaitu:
1.      Repair dan adjustment
2.      Break Down Maintenance


1)         Repair dan Adjustment
Perawatan yang sifatnya memperbaiki kerusakan yang belum parah. Atau machine belum break down (tidak bisa digunakan).
2)         Break Down Maintenance
Perawatan yang dilaksanakan setelah machine tersebut betul-betul rusak Hal ini biasanya terjadi karena adanya kerusakan yang diabaikan / diabaikan terus tanpa ada usaha untuk memperbaiki. Sehingga kerusakan tersebut makin lama- makin parah. Bila Machine Break Down seperti ini, umumnya kerusakan kecil tadi menjadi besar dan menyebabkan komponen lain ikut-ikut menjadi rusak juga. Perawatan yang demikian ini Am menyebabkan biaya perbaikan yang melambung tinggi. Untuk menghindari ini, lakukanlah Preventive Maintenance dengan baik dan segera perbaiki bila ada gejala kerusakan agar kerusakan yang lebih besar dapat dihindari.



BAB 5
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
5.1. Pengertian K3 (Saffety)  secara umum
Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau Saffety yaitu suatu usaha untuk dapat mekaksanakan pekerjaan tanpa terjadi kecelakaan, memberikan suasana kerja atau lingkungan yang aman, sehingga dapat dicapai hasil yang menguntungkan dan terbebas dari segala macam bahaya.
5.2. Hal-hal yang menunjang diberlakukan Saffety di perusahaan pada umumnya :
            5.2.1.   UNDANG-UNDANG NO.01. TAHUN 1970
1)      Kesehatan dan keselamatan kerja diwujudkan guna mencapai produktifitas.
2)      Proses produksi harus aman dan efisien.
3)      Pengusaha menyediakan tempat dan lingkungan kerja yang aman.
5.2.2.   UNDANG-UNDANG NO.23. TAHUN 1992
1)      Keselamatan kerja diwujudkan mencapai produktifitas.
2)      Kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan, pencegahan penyakit dan menyediakan syarat kerja.
3)      Setiap pekerja harus bekerja dengan sehat dan tidak bahaya.

5.3.      Prinsip Kesehatan Kerja
Pengawasan terhadap
Metode
Material
Mesin
Manusia
Lingkungan kerja yang aman
 







                                                                                                      
                                               

Tidak ada kerugian barang
Tidak ada kerugian barang
 





Diagram.5.1. Prinsip Kesehatan kerja
 
5.4. Manfaat keselamatan kerja
1)      Mengecilkan ongkos pengeluaran perusahaan.
2)      Menjamin suatu hasil yang baik.
3)      Menjamin pekerjaan.
4)      Menguntungkan masyarakat.
5.5. Kecelakaan (Accident)
5.5.1.      Pengertian kecelakaan

Produksifitas terhenti
Tidak direncanakan
Tidak diinginkan
Tidak diduga



Kecelakaan
Tindakan tidak aman
Kondisi tidak aman

Disebabkan

Mengakibatkan
Kecelakaan merupakan suatu kejadian  yang tidak direncanakan, tidak diduga, dan tidak diinginkan terjadi secara tiba-tiba dan bersifat merugikan manusia, alat-alat dan material. 


Diagram.5.2. Pengertian kecelakaan
 







5.5.2.      Akibat kecelakaan
1)      Cidera pada manusia bahkan kematian.
2)      Kerugian dan kerusakan alat.
3)      Produksi terganggu.
4)      Penderitaan keluarga.
5.5.3.      Faktor Mata Rantai Kecelakaan
1)         Keadan sosial
Keadan sosial dan lingkungan yang bersangkutan sehingga memebentuk karakter seseorang yang menyebabkan tingkah laku melakukan tindakan yang tidak aman.
2)         Sifat buruk
a.       Pemarah.
b.      Gagap .
c.       Tidak peduli keselamatan kerja.
3)         Tindakan tidak aman dan kondisi  tidak aman.
4)         Kecelakaan.
5)         Akibat kecelakaan.
5.5.4.      Sebab-Sebab Kecelakaan
1)         Karena tidak tahu
Yang bersangkutan tidak mengetahui bagaimana menggunakan peralatan atau mesin dengan benar dan tidak tahu bahaya-bahaya hinga terjadi kecelakaan.

2)      Karena Tidak Mampu
Yang bersangkutan sebenarnya telah mengetahui cara yang aman untuk menjalankan dan melakukan pekerjaan yang aman akan karena belum atau kurang terampil, ia akhirnya melakukan kesalahan.
3)      Karena Tidak Mau
Walaupun yang bersangkutan telah mengetahuinya dengan jelas cara kerja atau peraturan dan yang bersangkutan mampu untuk melaksanakannya, akan tetapi tidak mempunyai kemauan pada akhirnya melakukan kesalahan yang mengakibatkan kecelakaan.
5.5.5.      Kerugian Akibat Kecelakaan
1)      Biaya Langsung ( Direct Cost )
a.       Gaji, upah dan kompensasi.
b.      Biaya perawatan pengoperasian.
c.       Kerugian, kerusakan alat, mesin, material dan perlengkapan lain.
2)      Biaya Tidak Langsung
a.       Kehilangan waktu karena pekerjaan terhenti.
b.      Menolong karyawan yang mendapat kecelakaan.
c.       Mempersoalkan dengan apa yang telah terjadi.

5.6.      Empat Langkah Keselamatan Kerja
1.      Periksa disekitar anda , adakah orang yang bekerja tidak aman.
2.      Periksa sekeliling anda, adakah situasi yang berbahaya.
3.      Periksa peralatan, adakah yang membahayakan.
4.      Lakukan tindakan perbaikan jika anda menemukan bahaya.
5.      Segera laporkan kepada atasan jika ada masalah.
5.7.      Alat Pelindung diri (APD)
Alat pelindung diri amatlah sangat penting dan menjadi yang utama untuk menghindari cidera atau meminimalisir dampak dari kecelakaan yang terjadi.
Adapun alat pelindung diri diantaranya adalah sebagai berikut :
1.      Saffety helmet.
2.      Saffety glass.
3.      ear plught .
4.      Masker.
5.      Saffety hand sield.
6.      Saffety shoes.






                                                                 
                                                                                               
                                                                                       


                   




                   




Gambar l : 5.1. Alat pelindung diri ( APD )

 


BAB 6
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Gearbox adalah salah satu komponen utama dalam system pemindah tenaga, untuk itu sangat diperlukan adanya perawatan secara berkala, agar performance dari komponen tersebut tetap terjaga sehingga life-time dari unit sesuai dengan yang di inginkan. Dan dalam proses pengerjaannya diperlukan konsentrasi yang penuh tetap focus untuk mencapai kwalitas yang diinginkan.
6.2. Saran
1.      Kalau bisa lama pelaksanaan praktek kerja lapangan ditambah menjadi tiga bulan, agar pengalaman yang didapat mahasiswa akan lebih banyak.
2.      Kalau bisa piagam praktek kerja lapangan yang diberikan dari pihak kampus untuk perusahaan diberikan secepatnya setelah masa praktek kerja lapangan berakhir.
3.      Untuk adik-adik mahasiswa sebaiknya menulis laporan praktek kerja lapangan pada saat masih dalam masa praktek kerja lapangan, selain akan memperingan dalam penulisannya sendiri juga dapat mencari referensi dari mekanik dalam perusahaan tersebut dan kemudian di sempurnakan kembali dikampus dengan di bimbing oleh dosen pembimbing.
4.      Untuk adik-adik tingkat yang akan melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL), hendaknya lebih di pahami kembali tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terutama dalam menggunakan Alat Pelindung Diri (APD), dan jangan lupa periksa terlebih dahulu peralatan dan perlengkapan yang akan digunakan sebelum melakukan pekerjaan apakah aman dan masih layak untuk digunakan. Sehingga kita dapat melaksanakan pekerjaan dengan selamat.












Daftar Pustaka

QA, Assembling Gearbox GR900 scania, PT. UT Reman, Balikpapan.
Supraptono Suwahyo, 2008, Buku ajar teknik mesin chasis dan pemindah daya, Fakultas Teknik UNES, Semarang.
Buku manual transmisi, Scania CV AB 2005, Sweden.
Sholihin Gafur, 2007, Laporan praktek kerja lapangan, Politeknik Sendawar, Kutai Barat.

1 komentar: